Gabung Ke Forum Saya Di 4KA01

FIGHTING SPIRIT



Tidak banyak orang mengerti bahwa salah satu kunci keberhasilan adalah diperlukannya adanya fighting spirit. Atau dalam bahasa Indonesianya yang kurang pas adalah daya juang - daya juang dengan tekat untuk menang, tidak mudah menyerah.
Dulu Appa Park , orang tua angkat Korea saya menjuluki saya dengan sebutan “German Shepherd”. Dia bilang Maq ini orangnya nggak kenal kata kalah, pokoknya bertarung atau mati, jadi bertarung sampai menang, nggak ada istilah kalah, sebab akan terus berjuang sampai mati. Dia umpamakan saya ini “ekornya” nggak pernah masuk ke dalem, nggak ada takutnya. Orang yang liat saya dari kenampakan luarnya nggak akan liat kekuatan jiwa saya, hanya mereka-mereka yang dekat sama saya, yang sudah tahu cara kerja saya, yang pernah melihat bagaimana saya memperjuangkan sesuatu. Sebab di “luar”nya saya nampak sangat kalem, cool, lembut, cincai-an, nyantai. Tapi itu hanya untuk hal-hal yang tidak perlu dipertarungkan, saya nggak akan ngoyo. Tentu saya juga harus mengimbangi juga, nggak boleh tiap kali harus “tegang”, atau diototin, jadi kadang kala saya harus kendor.
Seorang pendeta senior yang berhasil bilang bahwa untuk memenuhi kehendak Tuhan dan menyelesaikan tugas sampai tuntas diperlukan untuk mengenal 3 hal: VISI, MANAGEMENT, STRATEGI. Betul, pertama harus tahu visi dulu, karena itu kunci utama untuk mencapai sebuah tujuan hidup yang Tuhan tetapkan. (Hello,…kalau belum tahu visimu, VCD saya berikutnya akan keluar; kalau mau sabar sampai tahun depan bukunya baru keluar – diharapkan Yesus belum datang, tapi kalau nggak keburu, lebih baik cepet-cepet cari buku mengenai VISI, atau beli VCD kami mengenai THE POWER OF GOAL & REACHING YOUR DESTINY, itu mepet-mepet hampir sama dan suangat puenting buangets, folks!)

OK, itu yang pertama. Kedua adalah MANAGEMENT. Tahu VISI tapi kalau nggak bisa memenej, sia-sia, karena untuk mencapai visi diperlukan adanya menejemen yang benar. Kalau cuman ngevisi melulu tanpa diimbangi dengan cara pengaturan untuk menyelesaikan visi itu, juga nggak akan jadi. Sebab biasanya visi itu BESAR. Kalau visi kecil-kecilan, namanya bukan visi, hanya pingin-pinginan tok. Jadi kalau Anda tahu bahwa visi itu besar, tentunya harus ada management yang baik dan teratur. Diperlukan banyak orang untuk bekerjasama dalam memenej untuk tercapainya suatu visi.



Ketiga, setelah ada visi dan dimenej, diperlukan STRATEGI untuk menyelesaikan semuanya, dan cara-cara yang tepat untuk mengeksekusikannya. Ini penting, sebab kalau hanya menejemen yang baik tanpa keseimbangan strategi, duit bisa morat marit, waktu kebuang sia-sia, keluar untuk hal-hal yang menurut menejemen baik tapi menurut segi ekonomi tidak menguntungkan dan hanya buang-buang duit Tuhan. Jadi strategi yang tepat dan berhikmat itu sangat penting.
Tapi ada lagi seorang hamba Tuhan yang berkata bahwa dengan adanya itu semua, kalau orang-orang tersebut nggak punya fighting spirit, paling-paling visi akan mati konyol di tengah jalan jika diperhadapkan dengan sebuah tantangan besar dan kendala-kendala yang membuatnya mudah menyerah. Jadi di ujung semuanya itu masih diperlukan satu hal lagi yang perlu, ya itu tadi, daya juang yang tinggi untuk mencapai keberhasilan tanpa mudah menyerah atau putus asa.
Orang yang beriman akan tahu bahwa jika pencobaan atau ujian datang, ia dapat mendeteksi bahwa Tuhan sedang men-stretch imannya. Saya mengembangkan prinsip-prinsip keberhasilan (lewat perjuangan dan pengalaman yang sudah saya lalui) dalam buku kedua yang berjudul MENIKMATI KEMUSTAHILAN. Untuk bisa menikmati hal-hal yang mustahil, kita pertama harus selalu BERADA DI ATAS SITUASI. Jadi apapun situasi di depan kita, yang menghadang kita, melingkupi hidup kita, kita harus tetap melihat dari kacamata Tuhan, bahwa Ia menginginkan yang terbaik out of the problems we face. Nggak peduli problemnya sejelek apa, seberat apa, semati-kutu apa, tapi percayalah Tuhan nggak pernah mencelakakan anak-anak-Nya. Mungkin buat kita itu merupakan kecelakaan amit-amit, tapi dari kacamata Tuhan yang belum bisa kita lihat outcome-nya, itu justru menghindarkan kita dari kecelakaan konyol berkepanjangan masa depan.
Selanjutnya ada kiat-kiat lain, yaitu PEKA terhadap apa yang ada di depan kita; juga harus melihat semuanya dari cara pandang Tuhan, serta terus mengingat bahwa kita nggak sama dengan orang-orang dunia. Artinya baik dalam menghadapinya, melihatnya, melakukannya, kita tetap berbeda. Jika menurut orang dunia itu merupakan kesukaran, bagi kita justru kesempatan. Kesempatan untuk naik jabatan, untuk dipromosikan, untuk mendapatkan untung, untuk diberkati – tetapi BIASA DONK, jalurnya selalu harus lewat test dulu. Kita khan maunya enaknya doang khan, selalu mulussss…ya nggak bisa, itu kalau kau jadi Tuhan atas dirimu baru silakan mengikuti aturan mainmu. Tapi kalau kita membiarkan Tuhan jadi Tuhan bagi hidup kita, maka kita seharusnya nggak perlu komplen kalau ada ujian menghadang. Ujian means kesempatan. Jadi, nikmati ujiannya. Anggaplah sebagai kebahagiaan jika engkau jatuh dalam berbagai-bagai pencobaan, kata Yakobus.
Untuk itu diperlukan fighting spirit dan kepekaan plus diimbuhi iman. Ini bener-bener tokcer. Nggak peduli problemnya kayak apa, kalau Anda menghadapinya dengan “kiat-kiat” tersebut, Anda tidak lagi meraung, melolong, nggak perlu nelepon pendeta untuk didoakan dan dibubuhi minyak. Pendeknya nggak perlu kebingungan. (Tentu bisa telpon orang-orang yang Anda percayai jika tidak mendapatkan jalan keluar, tapi Anda harus tegar, berjiwa kuat dan tidak kekanak-kanakan jika menghadapi masalah. Misal Anda langsung bilang: “Udah deh, mati aje gue, atau cerai aja, atau mending bunuh diri, nggak usah gereja-gerejaan”). Anda seharusnya belajar mengendalikan diri, tenang, nyantai, dan terbahak disaat seharusnya meraung; memberi disaat dikejar-kejar hutang; ngajak makan-makan disaat seharusnya stress mikirin persoalan itu. Itu baru namanya berada di atas situasi dan memiliki karunia kepekaan.

Lho ngapain dipikirin kalau kita sudah tahu jurusnya bahwa ujung-ujungnya pasti diberkati, pasti ada jalan keluar, pasti mendatangkan kebaikan, pasti ditukerin berlipat ganda, pasti orang itu akan bertekuk lutut di hadapanmu, pasti mereka yang mencemooh akan malu sendiri…. Right?
Fighting spirit itu memang sangat penting. Masa nggak boleh sih nangis? Boleh, tapi bentar aja, sebab pasti kalau ngadepin masalah Anda akan shock, stress, itu normal, manusiawi. Tapi, tapi jangan terlalu lama, sebab seorang yang punya jurus berada di atas situasi dan punya kepekaan, dia akan mulai fight, berjuang, nggak akan menyerah. PASTI ADA JALAN KELUAR! Itu motto hidupnya.
Bagi saya, tambahan penting yang saya lakukan, jika menghadapi masalah, saya akan nyungsep di kaki Tuhan berhari-hari, dan nggak mau lepasin kaki-Nya sampai Dia memberikan jalan keluar. Ya makan, cuman gada napsu; tidur, tapi nggak nyenyak karena harus dapet jawaban secepatnya - yang pasti, saya akan terus berada di sana sampai Dia memberikan jawaban. Itu namanya fighting with God, kayak Yakob pada waktu takut untuk bertemu dengan Esau, dia fight dengan Tuhan, dia nggak mau lepasin Tuhan sebelum dia mendapatkan sesuatu. Itu namanya fighting spirit.

Tuhan tahu kita butuh jawaban atau enggak dari cara kita menghadapi-Nya, khan? Tuhan bilang “Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati” Yer 29:12-13.

Udah segenap hati belum nyari Tuhannya? Untuk nyungsep di kaki Tuhan berhari-hari sampai nemuin jawaban, dibutuhkan fighting spirit. Diperlukan daya juang “segenap hati” untuk bisa berhasil. Diperlukan mental “harus nomer satu” dalam perjuangan. Kalau tidak, Anda tidak akan berhasil. Segenap hati, itu sangat penting. Kalau berjuang nggak dengan hati, nggak sungguh-sungguh, ya nggak bisa menang. Nilainya cuman lulus, tapi bukan cum laude. Kalau Anda puas dengan hasil biasa-biasa saja, Anda tidak perlu berjuang, tapi kalau Anda mau jadi pemenang nomer 1, udah kalah pun nggak pernah ada kata menyerah, menang atau mati, itu prinsipnya.
Oh, by the way, do you know that you are in a race to take part in a-must-competition? Anda sudah mau-tidak-mau berada di gelanggang pertandingan, dan cuman satu pemenangnya? Here you are! Go fight with all might ya!

Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan
semua peserta turut berlari,
tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah?
Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!
Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan,
menguasai dirinya dalam segala hal.
Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana,
tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.

1 Korintus 9:24-25
Apa yang harus dilakukan? Menguasai diri dalam segala hal. Segala hal! Berarti hal-hal kehidupan sehari-hari, baik duduk, makan, minum, lari, kerja, nulis, olah raga, berhubungan, bicara, mendidik anak, shopping, keluarin uang, menanam, memberi, membeli, menjawab, mempersiapkan pekerjaan.

Untuk apa? Untuk memperoleh mahkota abadi.
Jadi dalam segala hal kita berjuang, kita harus fight, diperlukan fighting spirit untuk melakukan semua tindakan kita selama di dunia, agar beroleh sesuatu yang kekal, yang bukan bernilai sementara. Oh, I wish you all know how powerful this message is! Betapa hati saya bergemuruh untuk memberikan pengertian yang dalam mengenai hal-hal kekal yang harus kita persiapkan dengan sungguh-sungguh selama di dunia. Sebab apapun yang kita lakukan selama di dunia dengan sungguh-sungguh dan pengertian yang benar semuanya akan menguntungkan kita. Bukan untuk suatu perolehan yang kekal pula, tetapi untuk mengembalikan kasih kita kepada Dia yang menyelamatkan kita dari maut. Dia patut mendapatkan semua hati Saudara yang diperjuangkan dengan segenap jiwa dengan kekuatan fighting spirit yang sudah Dia taruh dalam hatimu. Amin
 
 

0 Komentar: